Sama-sama
Anggota Satu Tubuh
Kini
tibalah kita pada dua prinsip yang paling penting dalam hidup persekutuan.
Prinsip Ketigabelas, yaitu: “Kamu semua
adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya” (1 Korintus
12: 27). Oleh sebab itu, kuburlah semua iri hati!
Jika
ada anggota persekutuan yang lebih baik daripada kita, umpamanya dalam hal
menyanyi, maka bersyukurlah, kerena itu berarti ia berfungsi sebagai “organ
penyanyi” kita. Seperti mata berfungsi sebagai organ pelihat bagi kaki, dan
begitu seterusnya.
Yang
ingin ditekankan adalah, bahwa
kekuatan atau kelebihan setiap anggota adalah
kekuatan dan kelebihan semua. Paulus berkata “Kamu semua adalah tubuh Kristus”.
Bahkan tidak cuma itu! Bukan hanya “… jika satu anggota menderita, semua
anggota turut menderita; dan jika satu anggota dihormati, semua anggota turut
dihormati …”(1 Kor 12:26), melainkan kekuatan yang lain menyempurnakan
kelemahan anda, sedangkan kekuatan anda mengisi kelemahan yang lain, “supaya
ada keseimbangan” (2 Kor. 8:14), dan kekuatan. Karenanya, bukanlah untuk
dibangga-banggakan atau dijadikan bahan cemoohan. “Bertolong-tolonglah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Galatia 6:1)
Kini,
prinsip terakhir, yaitu prinsip keempatbelas. Bunyinya; Peliharalah kehidupan doa Anda! Lho, apa hubungannya “doa” dengan
“persekutuan”? Ternyata ada hubungan yang erat. Sebab dibalik doa ada hati yang
berserah dan hati yang rendah. Maksudnya disini, orang yang pongah dan tinggi
hati tidak dapat berdoa dalam arti yang sesungguhnya. Sebab berdoa berarti
menaklukan diri ke bawah sesuatu. Dalam hal ini, ke bawah kehendak serta
kemuliaan Allah. Orang yang hatinya terus berontak dan tidak puas, juga tidak
dapat berdoa dengan sungguh-sungguh. Mengapa? Sebab pada hakekatnya, berdoa
adalah mengosongkan seluruh jiwa untuk masuk dalam istirahat batin yang
sempurna di dalam hadirat Allah.
Bila hati kita pasrah dan berserah, sesungguhnya
kita tidak membutuhkan apa-apa. Sebab itu, apa pun yang kita terima adalah
semacam “hadiah ekstra”, yang kita terima dengan “surprise”, dengan syukur dan
dengan sukacita. Hidup persekutuan pasti berlangsung sangat indah, bila semua
anggotanya punya hati yang rendah dan pasrah, punya hati yang bersukacita dan
bersyukur. Paling sedikit, hati semacam itu tidak mudah “dikompori” untuk marah
terhadap orang lain. Yang terkhir ini adalah penyakit persekutuan yang
menjengkelkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar